Pusat Informasi

Profil Umum Kelurahan

Nama Kelurahan: Leang‑Leang
Kecamatan & Kabupaten: Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros
Provinsi: Sulawesi Selatan
Letak geografis & Peta lokasi: Kelurahan ini terletak di wilayah karst Maros‑Pangkep, sekitar 11–15 km sebelah utara Kota Maros, dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung‑Bulusaraung.
Luas wilayah & batas‑batas: Secara administratif berada dalam wilayah Kabupaten Maros berbatasan utara dengan Kabupaten Pangkep, selatan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, timur dengan Kabupaten Bone, dan barat dengan Selat Makassar.
Jumlah RT/RW: Kelurahan ini memiliki 2 RW dan 11 RT.

Sejarah Kelurahan

Kelurahan Leang‑Leang berada di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Nama “Leang‑Leang” berasal dari bahasa Makassar atau Bugis, di mana leang berarti gua, dan reduplikasi “Leang‑Leang” menunjukkan kumpulan banyak gua—mewakili karakteristik kawasan yang dikelilingi puluhan gua prasejarah. Sejak awal abad ke-20, wilayah ini telah menjadi objek penelitian arkeologi. Pada tahun 1950, arkeolog Belanda seperti H.R. van Heekeren dan Miss Heeren Palm menemukan lukisan dinding gua, termasuk cap tangan manusia dan gambar babi rusa, di Gua Pettae dan Gua Pettakere—yang kemudian dikenal sebagai artefak seni prasejarah berusia ribuan hingga puluhan ribu tahun.

Temuan ini membuka wawasan bahwa manusia purba telah menghuni kawasan tersebut sejak sekitar 8.000–3.000 SM, dan lukisan-lukisan itu kini diperkirakan berusia lebih dari 40.000 tahun, menjadikan Leang‑Leang salah satu situs seni gua tertua di dunia. Seiring waktu, kelurahan ini semakin dikenal berkat nilai sejarah dan budayanya, serta menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Bantimurung‑Bulusaraung yang mencakup bentang karst Maros‑Pangkep, salah satu kawasan karst terbesar di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan mengembangkan Leang-Leang menjadi Taman Arkeologi Leang‑Leang, dengan struktur zonasi layanan publik, taman batu, interpretasi arkeologi, hingga pelibatan masyarakat lokal untuk edukasi dan pelestarian situs sejak 2020-an. Pada awal 2025, warga juga menyampaikan aspirasi agar status kelurahan diubah menjadi desa — karena karakteristik kehidupan yang lebih pedesaan, dengan masyarakat yang mayoritas bertani dan akses infrastruktur yang masih terbatas — agar pengelolaan dan pendanaan lebih sesuai kebutuhan komunitas setempat.

Dengan akar sejarah yang sangat panjang melalui jejak peradaban manusia purba, sampai pada dinamika sosial administrasi modern, Leang‑Leang tampil sebagai kelurahan dengan nilai arkeologis tinggi, yang kini berkembang sebagai destinasi edukatif dan bagian penting dari upaya pelestarian budaya dan lingkungan.

Demografi & Sosial

Jumlah Penduduk: Sekitar 2.468 jiwa yang terdiri dari 701 Kepala Keluarga, dengan jumlah laki-laki 1.209 jiwa dan perempuan 1.259 jiwa.

Mata Pencaharian Utama: Mayoritas bekerja sebagai petani sawah, peternak (sapi, kambing, kerbau, kuda, unggas), berkebun, dan beberapa mengusahakan perikanan air tawar serta UMKM lokal.

Komposisi Usia & Gender: Populasi cukup seimbang gender, dengan dominasi usia produktif (15–64 tahun). Secara kabupaten, anak-anak (<15) sekitar 26%, dan lansia (>65) sekitar 5,5% dari total populasi regional.

Tingkat Pendidikan & Kesehatan: Data spesifik tidak tersedia secara online, namun berdasarkan indeks Maros: angka melek huruf sekitar 90–91%, indeks IPM Sulsel sekitar 69–70. Pendidikan dasar dan layanan kesehatan seperti posyandu tersebar di tiga unit pos Yandu, satu puskesmas desa, enam masjid, serta fasilitas publik terbatas di desa/kelurahan ini.

Bahasa & Budaya Lokal: Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Bugis, dan Bahasa Makassar. Budaya lokal terkait kehidupan Toalean dan seni prasejarah turut menjadi bagian identitas masyarakat setempat.

Fasilitas dan Infrastruktur

Sekolah

Balai Warga

Posyandu & Pustu

Toilet Umum

UMKM Lokal

“Transparansi dan Pelayanan untuk Kemajuan Bersama”

Ada keluhan, kritik, atau saran? Suarakan sekarang – kami siap mendengar dan bertindak!